Sumber
Daya manusia bagi organisasi kewirausahaan
-
Langkah-langkah
dalam penyediaan SDM
-
Teknik
pengembangan keterampilan
-
Motivasi
dan bentuk-bentuk komunikasi
Sumber
Daya manusia bagi organisasi kewirausahaan
Salah
satu sumber daya yang penting dalam manajemen adalah sumber daya manusia atau
human resources. Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu disadari oleh semua
tingkatan manajemen. Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor
manusia tetap memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Manajemen
sumber daya manusia merupakan bagian yang penting, bahkan dapat dikatakan bahwa
manajemen itu pada hakikatnya adalah manajemen sumber daya manusia atau
manajemen sumber daya manusia adalah identik dengan manajemen itu sendiri.
Buchari Zainun (2001).
Beberapa
pengertian tentang manajemen sumber daya manusia, antara lain : Manajemen
sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan kegiatan-kegiatan, pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi, dan masyarakat. Manajemen sumber daya
manusia adalah sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi. (French dalam Soekidjo, 1991).
Proses manajemen sumber daya
manusia yang akan dibahas, sebagaimana disampaikan oleh Pigors dan Myers (1961)
yaitu menekankan pada; recruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan) dan
development (pengembangan).
1.
Pengadaan
Sumber Daya Manusia
Recruitment
disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan,
pengumuman, pelamaran, penyaringan sampai dengan pengangkatan dan penempatan.
Pengadaan yang dimaksud disini lebih luas maknanya, karena pengadaan dapat
merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi pengadaan disini adalah upaya
penemuan calon dari dalam organisasi maupun dari luar untuk mengisi jabatan
yang memerlukan SDM yang berkualitas.
Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within.
Recruitment
from within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara
lain melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan
pekerja dari luar tahapan seleksi memegang peran penting. Seleksi yang
dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang didasarkan kepada standar
dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru
maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan
unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM ini
sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas utama dari seorang
pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM atau pekerja secara
efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan
sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan
batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa diperas
karena secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya. Prinsip
pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu tingkat kepuasan
yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong untuk berprestasi
lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat
dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana
sampai cara yang paling canggih.
Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan prinsip the
right man on the right job.
2.
Pemeliharaan
Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan
atau maintenance merupakan tanggung jawab setiap pimpinan. Pemeliharaan SDM
yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap
jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang
yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara
optimal. Sumber daya manusia yang tidak
terpelihara dan merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat
mendorong pekerja tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak optimal. Pemeliharaan
SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama
hakikat manusianya.
Manusia
memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia mempunyai kepribadian,
mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta.
Manusia mempunyai kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan
manusia juga mempunyai harga diri.
Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian pimpinan dalam
manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward
system), baik yang berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang
bersifat material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan
juga berupa immaterial seperti ; kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan
lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa
pengaruh terhadap tingkat prestasi dan produktitas kerja.
3.
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada
didalam suatu organisasi perlu pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai
dengan perkembangan organisasi. Apabila
organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh pengembangan sumber daya
manusia. Pengembangan sumber daya manusia ini dapat dilaksanakan melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Pendidikan dan pelatihan
merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan
intelektual dan kepribadian.
Pendidikan pada umumnya berkaitan
dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi,
sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau
keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.
Untuk
pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis
kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu : (1) analisis organisasi, untuk menjawab
pertanyaan : "Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi
pekerjanya", (2) analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : " Apa yang
harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau
pekerjaannya" dan (3) analisis pribadi, menekankan "Siapa membutuhkan
pendidikan dan pelatihan apa". Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat
memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di
organisasi tersebut.
Kinerja
atau performance dipengaruhi oleh beberapa faktor yang disingkat
"ACIEVE" yaitu : ability (kemampuan pembawaan), capacity
(kemampuan yang dapat dikembangkan),
incentive (insentif material dan non-material), environment (lingkungan tempat
kerja), validity (pedoman, petunjuk dan uraian kerja) dan evaluation (umpan
balik hasil kerja). Dari beberapa faktor di atas, yang dapat diintervensi
dengan pendidikan dan pelatihan adalah capasity atau kemampuan pekerja yang
dapat dikembangkan, sedangkan faktor lainnya diluar jangkauan pendidikan dan
pelatihan.
Kesimpulan
: Sumber daya manusia (SDM) atau human resources merupakan sumber daya yang
sangat penting dan menentukan jalannya suatu organisasi. Untuk itu perlu
dilakukan manajemen SDM, yang pada dasarnya menyangkut; pengadaan pekerja, pemeliharaan
pekerja dan pengembangan pekerja. Adanya manajemen SDM diharapkan dapat
meningkatkan prestasi kerja dan produktivitas kerja, keadaan ini akan dapat
dipertahankan apabila diimbangi adanya sistem ganjaran (reward system). Untuk
memperoleh SDM yang berkualitas, organisasi perlu senantiasa melakukan
pengembangan pekerjanya melalui pendidikan dan pelatihan.
Daftar Pustaka : Zainun, Buchari. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia Indonesia, PT Gunung Agung, Jakarta.
Perencanaan
Organisasi
-
Jenis-jenis
perancangan
-
Perencanaan
dan tingkat manajemen
-
Pendekatan
dalam perencanaan
-
Alat-alat
perencanaan
Perencanaan
Organisasi
Setiap organisasi perlu melakukan suatu
perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi,
perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun
perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi
organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.
Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak
dicapai sebelum melakukan proses Perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam
berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar
manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan
diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun
kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi
manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
·
Jenis-Jenis Perencanaan
Menurut Asnawir Ada tujuh
jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda,
di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
1. Dilihat
dari segi waktu
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Perencanaan
jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang
waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat
umum, dan belum terperinci.
b. Perencanaan
jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima
sampai sepuluh tahun.
c. Perencanaan
jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun
sampai lima tahun.
2. Dilihat
dari segi sifatnya
Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Perencanaan
kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan
sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
b. Perencanaan
kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara kualitas.
3. Perencanaan
dari segi luas wilayah
Perencanaan pendidikan dipandang dari
segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Perencanaan
local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang
ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
b. Perencanaan
regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.
c. Perencanaan
nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk
perencanaan local dan regional.
d. Perencanaan
internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas
suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.
4. Perencanaan
dari segi luas jangkauan
Terbagi menjadi dua yaitu:
a. Perencanaan
makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
b. Perencanaan
mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan
situasi tertentu.
5. Dari
segi prioritas pembuatnya
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga:
a. Perencanaan
sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada
suatu Negara.
b. Perencanaan
desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
c. Perencanaan
dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan
desentralisasi.
6. Dari
segi obyek
Perencanaan dibagi menjadi dua:
a. Perencanaan
rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang
dilakukan setiap tahun.
b. Perencanaan
eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang
mendesak pada saat tertentu.
7. Dari
segi proses
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga
kelompok:
a. Perencanaan
filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep
dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam
bentuk program.
b. Perencanaan
programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.
c. Perencanaan
operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.
Ada juga yang membagi
jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.
Rencana strategic
Yang disusun untuk mencapai tujuan umum
organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi. Sering juga disebut Perencanaan
Jangkah Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang
menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan,
serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan
strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup
kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan
siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan.
Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang
sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara
menghadapinya.
2.
Rencana operasional
Yang merupakan rincian tentang bagaimana
rencana strategik dilaksanakan. Rencana Operasional terdiri atas bentuk , yaitu
:
a. Rencana
sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan
tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai
b. Rencana
permanen (standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di
standarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya.
·
Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Perencanaan
(planning adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menunjukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbai untuk memenuhi tujuan itu. Menejer mengevaluasi berbagai rencana artenatif sebelum mengambil
tindakan dan dilihat apakah rencana apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan perupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi –
fungsi lainnya tidak dapat berjalan. perencanaan dilihat dari jenjang manajemen
dapat dibagi menjadi tiga tingkat tingkat perencanaan yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
tingkat atas (top level) percanaan pada tingkat ini dilekakuan oleh manajemen
puncak, berupa perencanaan perencanaan kebijakan (policy planning). Perencanaan
tingkat atas lebih ditingkatkan pada tujuan jangka panjang dari perusahaan.
2. Perencanaan
tingkat menengah (middle level) perencanaan pada tingkat ini di lakukan oleh
manajemen tingakt menengah, perencanaan berupa perencanaan program (program
planning), perencanaan ini bersifat administratif maksudnya perencanaan
menyangkut cara-cara menempuh dan bagaimana tujuan dari perencanaan itu dapet
dilaksanakan.
3. Perencanaan
tingkat bawah (low level) perencanaan ini berupa perencanaan opresional serta
perencanaan ini lebih memfokuskan untuk menghasilakan sehingga perencanaan
mengarah pada pelaksanaannya atau oprasional.
·
Pendekatan Perencanaan
Pendekatan dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan
Planning (Perencanaan) adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi,
dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas
dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses
menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan
yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Macam - macam pendekatan perencanaan:
1. Sinoptik Komprehensif
(Rational comprehensive)
Perencanaan Sinoptik disebut pula perencanaan sistem, pendekatan
rasional sistem, pendekatan rasional komprehensif. Merupakan pendekatan
perencanaan yang pada mulanya sangat dominan digunakan, yang menggunakan model
berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai
suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi. Synoptic
planning melihat permasalahan yang ada dari sudut pandang sistem.
2.
Disjointed Inkremental
Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya.
Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan
ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan
desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek
tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor
lingkungan.
3.
Transaktif/Pembelajaran Sosial
Transactive planning merupakan pendekatan yang difokuskan pada
pengalaman masyarakat dalam mengungkapkan permasalahan kebijakan. Pendekatan
ini merupakan evolusi institusi desentralisasi dalam membantu masyarakat
mengendalikan proses sosial yang mengatur kesejahteraannya. Menekankan pada
harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat
desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari
individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga
menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
·
Alat – alat perencanaan
Perencanaan adalah suatu tahapan yang
paling utama dalam berbagai kegiatan termasuk dalam hal perencanaan bisnis.
Tahap perencanaan bisnis dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan
perusahaan, sehingga dapat dikatakan bila perencanaan ini berhasil maka
perusahaan sedang merencanakan keberhasilannya. Begitupun sebaliknya, apabila
perencanaan ini gagal maka perusahaan sedang merencanakan kegagalannya. Untuk
perencanaan tersebut, perusahaan membutuhkan suatu alat analisa yang dapat
mendukung.
Alat
analisa yang dapat digunakan dalam perencanaan perusahaan adalah metode SWOT.
Metode SWOT ini melakukan analisa pada kekuatan internal (strength), kelemahan
internal (weakness), peluang yang terdapat dari eksternal (opportunities), dan
ancaman dari eksternal (threat). Namun, penerapan SWOT sangat bergantung pada
kondisi dan situasi yang ada di perusahaan, yaitu kondisi yang ada di dalam
maupun di luar perusahaan. Untuk mencapai hasil yang maksimal, hendaknya
manajemen perusahaan membuat berbagai faktor atau indikasi yang digunakan untuk
melakukan perhitungan pada analisa SWOT. Analisa SWOT dilakukan dengan
menganalisa dan memilih hal-hal yang mempengaruhi analisa SWOT tersebut,
kemudian dapat diterapkan pada matrik SWOT.
Dalam matrik tersebut
di atas dapat dibandingkan beberapa hal, yaitu:
1. Bagaimana kekuatan (strength) yang ada
di dalam perusahaan dapat mengambil keuntungan dari peluang yang ada di luar
perusahaan (opportunities),
2. Bagaimana kelemahan yang ada di dalam
perusahaan (weakness) dapat mencegah keuntungan yang dapat diambil oleh
perusahaan dari peluang yang ada (opportunities),
3. Bagaimana kekuatan (strength) dapat
menghadapi ancaman yang ada dari luar perusahaan (threat),
4.
Bagaimana kelemahan yang ada (weakness)
dapat memunculkan suatu ancaman yang baru bagi perusahaan (threat).
Tujuan
utama dari analisa SWOT ini adalah perusahaan dapat meningkatan kekuatannya dan
dapat meminimalkan apa yang menjadi kekurangannya. Tidak hanya itu, namun
perusahaan juga dapat memanfaatkan peluang apa yang ada di luar dan menghindari
ancaman dari luar perusahaan. Tetapi, analisa SWOT ini harus mengikuti
perubahan dari kondisi dan situasi perusahaan, sehingga apabila kondisi atau
situasi berubah maka analisa SWOT ini juga akan berubah. Perubahan ini
dilakukan agar bisnis yang dijalankan dapat tetap bertahan.
Kesimpulan : Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan. Dengan mengunakan alat perencanaan yang
sudah diharapkan tujuan organisai tersebut dapat berjalan dengan sebagai
mestinya.
Sumber:
L. Daft Richard. 2006.
Manajemen. Jakarta: Edisi enam, Salemba empat.
Amirullah, Rindyah
Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hadi, Sudharto P. 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan
Pembangunan. Yogyakarta: GMU Press.
Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi
yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta :
PT. GramediaPustakaUtama